NORMALISASI
Nama : Reihan Fariza
NIM : 2101301076
Kelas : 1D
Prodi : Teknologi Informasi
NORMALISASI
Normalisasi (normalize) merupakan
salah satu cara pendekatan atau teknik yang digunakan dalam membangun desain
logic database relation dengan menerapakan sejumlah aturan dan kriteria
standard.
Tujuan dari normalisasi adalah
untuk menghasilakan struktur tabel yang normal atau baik.
Teknik normalisasi adalah upaya
agar desain logik tabel-tabel berada dalam bentuk normal(normal form) yang
dapat didefinisikan dengan menggunakan ketergantungan fungsi (functional
dependency).
Aturan-aturan normalisasi
dinyatakan dalam istilah bentuk normal.
Bentuk normal adalah suatu aturan
yang dikenakan pada relasi-relasi atau tabel-tabel dalam database dan harus
dipenuhi oleh relasi atau tabel tersebut pada level-level normalisasi.
Suatu relasi dikatakan dalam
bentuk normal tertentu jika memenuhi kondisi tertentu juga.
Beberapa bentuk
normalisasi diantaranya adalah bentuk tidak normal (unnormalize), bentuk normal
pertama (1NF), bentuk normal kedua (2NF), normal ketiga (3NF), dan seterusnya.
Kegunaan
normalisasi :
· Optimalisasi
struktur-struktur tabel
· Meningkatkan
kecepatan
· Menghilangkan
pemasukan data yang sama
· Lebih
efisien dalam penggunaan media penyimpanan
· Mengurangi
redundansi
· Integritas
data yang ditingkatkan
Sebuah tabel dikatakan
baik (efisien) atau normal jika memenuhi 3 kriteria sbb:
· Jika
ada dekomposisi (penguraian) tabel, maka dekomposisinya harus dijamin aman
(Lossless-Join Decomposition).
· Terpeliharanya
ketergantungan fungsional pada saat perubahan data (Dependency Preservation).
· Tidak
melanggar Boyce-Code Normal Form (BCNF)
Jika kriteria ketiga
(BCNF) tidak dapat terpenuhi, maka paling tidak tabel tersebut tidak melanggar
Bentuk Normal tahap ketiga (3rd Normal Form/3NF).
1. Bentuk
Tidak Normal (unnormalize)
Bentuk
tidak normal (unnormalized) merupakan kumpulan data yang direkam tidak ada
keharusan dengan mengikuti suatu format tertentu.
Pada
bentuk tidak normal terdapat repeating group (Pengulangan Group), sehingga pada
kondisi ini data menjadi permasalahan dalam melakukan manipulasi data (insert,
update, dan delete) atau biasa disebut anomali.
Contoh:
2. Normal
Pertama (1 NF)
Dalam relational database
tidak diperkenankan adanya repeating group karena dapat berdampak terjadinya
anomali.
Oleh karena itu tahap
unnormal akan menghasilkan bentuk normal tahap pertama (1 NF) yang dapat di
definisikan sebagai berikut:
Normal pertama (1 NF), suatu
relasi atau tabel memenuhi normal pertama jika dan hanya jika setiap setiap
atribut dari relasi tersebut hanya memiliki nilai tunggal dalam satu baris
(record).
Tiap field hanya satu
pengertian, bukan merupakan kumpulan kata yang mempunyai arti ganda dan tidak
ada set atribut yang berulang-ulang atau atribut bernilai ganda.
Pada data tabel sebelumnya
data belum normal sehingga harus diubah kedalam bentuk normal pertama dengan
cara membuat baris berisi kolom jumlah yang sama dan setiap kolom hanya
mengandung satu nilai.
Berikut perubahannya:
Bentuk normalisasi pertama
(1 NF) ini mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk file datar atau rata (flat file), data dibentuk dalam satu
record demi satu record dan nilai-nilai dari field-field berupa nilai yang
tidak dapat dibagi-bagi lagi.
3. Normal
Kedua (2 NF)
Dalam perancangan
database relational tidak diperkenankan adalah partial functional
dependency kepada primary key, karena dapat berdampak
terjadinya anomali.
Oleh karena itu
tahap normalisasi pertama akan menghasilkan bentuk normal kedua (2 NF) yang
dapat didefinisikan sebagai berikut:
Normalisasi kedua
(2 NF), suatu relasi memenuhi relasi kedua jika dan hanya jika relasi tersebut
memenuhi normal pertama dan setiap atribut yang bukan kunci (non key)
bergantung secara fungsional terhadap kunci utama (Primary key).
Berikut
perubahannya:
Bentuk normal kedua ini mempunyai syarat yaitu bentuk
data yang telah memenuhi kriteria bentuk normal pertama.
Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara
fungsional pada kunci utama (primary key), sehingga untuk membentuk
normal kedua haruslah sudah ditentukan kunci-kunci field.
4. Normal
Ketiga (3 NF)
Dalam perancangan
database relational tidak diperkenankan adanya transitive
dependency karena dapat berdampak terjadinya anomali.
Oleh karena itu
harus dilakukan normalisasi tahap ketiga (3 NF) yang dapat didefinisikan
sebagai berikut:
Normalisasi
ketiga (3 NF), suatu relasi memenuhi normal ketiga jika dan hanya jika relasi
tersebut memenuhi normal kedua dan setiap atribut bukan kunci (non key)
tidak mempunyai transitive functional dependency kepada kunci utama (primary
key).
Berikut
perubahannya:
Bentuk normal
ketiga (3 NF) ini relasi haruslah dalam bentuk normal kedua dan semua atribut
bukan kunci utama tidak punya hubungan transitif.
Artinya setiap
atribut bukan kunci harus bergantung hanya pada primary key secara keseluruhan,
dan bentuk normalisasi ketiga sudah didapat tabel yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Aturan
dan Teknik dalam Melakukan Normalisasi Data (mfikri.com)
Komentar
Posting Komentar